Jumat, 17 April 2015

SEJARAH KELURAHAN BITERA

Mitologi, legenda dan Sejarah Desa Bitera tidak dapat dipisahkan dengan keadaan zaman dahulu , dimana pada saat itu  Desa Peling yang dipimpin oleh Mas Pahit dengan wakilnya yang bernama Wedang Serawah (sepupu  Mas Pahit) . Sebagi pemimpin Desa Peling beliau sangat dihormati dan disegani oleh rakyatnya dan beliau juga sebagai  Ketua Adat Desa Peling . Mas Pahit adalah seorang pemimpin yang yang tegas dan bijaksana dalam mengambil suatu keputusan , serta tidak pilih kasih/pandang bulu dalam menerapkan hukuman apabila rakyatnya bersalah. Dalam setiap permasalahan Mas Pahit selalu mengambil jalan musyawarah dan selalu mengutamakan kepentingan masyarakat dibandingkan dengan kepentingan individu atau kelompok . Beliau juga memiliki istri –istri  yang cantik yang mendampingi dalam melaksanakan tugas-tugasnya.
Karena Mas Pahit memiliki istri-istri yang cantik maka Wedang Serawah  tergoda oleh salah seorang istri Mas pahit sepupunya dan terjadilah hubungan gelap antara salah satu istri Mas Pahit dengan Wedang Serawah. Hubungan gelap tersebut akhirnya diketahui oleh Mas Pahit yang menyebabkan terjadinya perkelahian antara Mas Pahit dan Wedang Serawah  yang berujung pada kekalahan Wedang Serawah. Mas Pahit yang emosi kemudian mengejar wedang serawah hingga terjatuh di suatu tempat yang dinamakan Desa Marga Sengkala, Wedang Serawah terus saja dikejar sehingga tempat perburuan itu dinamakan Desa Buruan. Meskipun Wedang serawah sempat bersembunyi di suatu tempat yang kemudian dinamakan Desa Celuk , akhirnya ia ditemukan juga oleh wedang serawah dan kemudian lehernya dipenggal oleh Mas Pahit, tempat dipenggalnya Wedang Serawah dinamakan “bebaung” atau disebut juga Semabaung. Setelah itu Mas Pahit kembali ke Desa Peling dan mulai melaksanakan tugas-tugasnya dengan baik
Entah berapa lama setelah kejadian terbunuhnya Wedang Serawah dan tanpa diketahui penyebab yang pasti , maka terjadilah satu kejadian yang luar biasa yang merupakan awal dari kejatuhan Desa  Peling. Serangga beracun/semut api yang berjuta-juta jumlahnya  menyerang warga Desa Peling. Tentara gaib itu menghancurkan dan memporak–porandakan Desa Peling, Masyarakat yang sebelumnya hidup damai kini tercerai berai karena takut serangan dari serangga yang berbahaya  tersebut.
Peninggalan desa peling berupa tempat suci, yang masih ada sampai dengan saat ini adalah  :
1.
Pura Buda Ireng, yang piodalannya jatuh pada hari Buda Wage Langkir.
2.
Pura Puseh yang hari piodalannya jatuh pada hari Buda Umanis Medangsiya
3.
Jika ditinjau dari segi ulu Desa peling bergunung/bukit di utara yaitu di Pura Bukit Bitera/Pura Pucak Manik serta tempat pesucian Gunung Kawi yang juga telah diakui sebagai peninggalan sejarah purbakala dan merupakan cagar budaya. Sedangkan bekas wilayah desa peling yang  sekarang menjadi wilayah persawahan disebut juga dengan sebutan Subak Pelengan.
Setelah Hancurnya Desa Peling, warga yang telah menggungsi ke sebelah barat hutan bengkel , melalui I Wayan Salain meminta kepada I Dewa Gde Kesiman yang merupakan Putra dari I Dewa Menggis Pahang  untuk menjadi pemimpin mereka. Dengan telah ditetapkannya I Dewa Gde Kesiman sebagai pemimpin, maka beliau mengundang tokoh-tokoh masyarakat untuk rapat dalam menentukan nama desa mereka. Dari pertemuan itulah disepakati bahwa daerah itu dinamakn sebagai “Desa Bibitera” yang memiliki arti sebagai berikut : Bibit berarti benih sedangkan tera berarti mengatur/menolong atau bibitera berarti bibit/asal mula yang mengatur/menolong. Lambat laun  sebutan  “Bibitera”  berubah menjadi Bitera.
Dari berdirinya kerajaan Gianyar sekitar tahun 1771 – 1943 kepala pemerintahannya adalah seorang raja, namun semenjak kemerdekaan Republik Indonesia diproklamasikan gianyar berubah menjadi Daerah Swapraja, selanjutnya menjadi daerah Swatantra yang dikepalai oleh Bupati Kepala Daerah Tingkat II Gianyar, demikian pula halnya dengan Bitera yang dikepalai oleh seorang Kepala Desa /Perbekel.
Berdasarkan Surat Menteri Dalam Negeri nomor: 229/Dit/Pem/V/1981, tanggal 1 Mei 1981, maka terhitung sejak tanggal 1 Januari 1981 Desa Bitera ditetapkan menjadi salah satu dari desa yang berubah statusnya menjadi Kelurahan.
Demikianlah sejarah Kelurahan Bitera yang kami peroleh dari informasi tokoh –tokoh masyarakat serta beberapa sumber lainnya.
luvne.com resepkuekeringku.com desainrumahnya.com yayasanbabysitterku.com

0 komentar:

Posting Komentar